Profil Biodata Yos Suprapto Seniman yang Batalkan Pemeran di Galeri Nasional Diduga Karena Menyinggung Presiden Jokowi, Lengkap: Umur, Agama dan Akun IG
Yos -Instagram-
Melalui unggahan akun X @salam4jari, lima karya yang diduga menyinggung Presiden Jokowi pun dibagikan kepada publik. Berikut adalah rincian potret dari lima lukisan tersebut:
Lukisan Pria Berkemeja Putih dengan Banteng
Lukisan pertama menampilkan sosok seorang pria berkemeja putih dan bercelana hitam, yang tampak beriringan dengan seekor banteng berwarna kemerahan. Banyak yang berpendapat bahwa lukisan ini memiliki simbolisme yang kuat terkait dengan sosok tertentu dalam politik Indonesia.
Karikatur Bayi dan Kursi Singgasana
Lukisan kedua menggambarkan sebuah karikatur bayi yang tampaknya sedang menanggung beban sebuah kursi singgasana. Elemen burung elang keemasan juga ditambahkan, memberikan nuansa yang lebih dramatis dan simbolis terkait dengan kekuasaan.
Lukisan Pria Bertelanjang Dada Memberi Makan
Lukisan ketiga menunjukkan seorang pria bertelanjang dada dan bercaping, sedang menyuapi seorang pria yang mengenakan kemeja putih, celana hitam, dan dasi merah. Lukisan ini dinilai menggambarkan kontras yang menarik antara dua sosok yang berbeda dalam hal kekuasaan dan peran sosial.
Pria Berkemeja Merah Dipeluk Nenek
Potret lukisan keempat memperlihatkan seorang pria berkemeja merah yang dipeluk oleh seorang nenek yang mengenakan pakaian putih dan berambut putih. Lukisan ini menampilkan dinamika yang bisa dianggap sebagai representasi hubungan generasi yang terpisah oleh waktu dan perubahan sosial.
Pria Bertelanjang Dada Memberi Makan Anjing
Lukisan kelima menampilkan seorang pria bertelanjang dada dan bercaping, yang tampak memberi makan beberapa ekor anjing. Lukisan ini juga mengundang perdebatan terkait makna sosial dan politik di balik simbolisme anjing yang diberikan makan oleh seorang pria yang tampaknya memegang peran penting.
Kontroversi yang Memanas: Pembatalan yang Mengundang Protes
Pembatalan pameran ini memicu berbagai reaksi dari masyarakat, terutama para pecinta seni dan pihak-pihak yang memperjuangkan kebebasan berekspresi. Bagi sebagian orang, pembatalan ini dianggap sebagai bentuk pembredelan terhadap seni yang seharusnya bebas dari intervensi politik. Sebagian lainnya berpendapat bahwa seni memang seharusnya tidak menghindar dari kritik terhadap kekuasaan, namun harus tetap menghormati nilai-nilai demokrasi yang ada.
Keputusan Yos Suprapto untuk membatalkan pamerannya juga menunjukkan keteguhan sikap sang seniman terhadap independensi karyanya. Meski demikian, langkah ini tetap menyisakan banyak tanda tanya tentang bagaimana seni dan kebebasan berekspresi diperlakukan di tanah air.