15 Tersangka Diamankan Usai Terlibat Dalam Pembuatan Uang Palsu di Perpustakaan Kampus di UIN Makassar
uang-pixabay-
15 Tersangka Diamankan Usai Terlibat Dalam Pembuatan Uang Palsu di Perpustakaan Kampus di UIN Makassar
Kasus Pabrik Uang Palsu di UIN Makassar: 15 Tersangka Diamankan, Terungkapnya Sindikat Pemalsuan
Pihak kepolisian dari Polres Gowa berhasil mengungkap jaringan pabrik uang palsu yang beroperasi di lingkungan Universitas Islam Negeri (UIN) Alauddin Makassar. Penyelidikan ini mengarah pada penangkapan 15 tersangka yang diduga terlibat dalam produksi uang palsu senilai ratusan juta rupiah.
Pengungkapan Kasus Bermula dari Perpustakaan UIN Makassar
Kasus ini mencuat setelah pihak kepolisian menemukan sejumlah uang palsu senilai Rp446,7 juta yang disita dari area kampus UIN Makassar. Ditemukan pula bahwa sebagian besar aktivitas pemalsuan dilakukan di dalam perpustakaan kampus tersebut. Hal ini semakin memperkuat dugaan bahwa ada keterlibatan sejumlah oknum dari staf UIN Makassar dalam praktik ilegal ini. Bahkan, Kepala Perpustakaan UIN Makassar diduga turut berperan dalam aksi pemalsuan uang tersebut.
Kepala Kepolisian Resor Gowa, AKBP Reonald TS Simanjutak, dalam keterangan resminya pada Selasa (17/12) mengatakan bahwa hingga saat ini pihaknya telah menetapkan 15 orang sebagai tersangka. Dari jumlah tersebut, sembilan di antaranya telah ditahan, sementara lima lainnya dalam perjalanan menuju lokasi penahanan, dengan satu orang masih dalam perjalanan dari Wajo.
Sindikat Pemalsuan Uang Palsu yang Tersembunyi di Kampus
Kasus ini pertama kali terendus pada awal Desember 2024, ketika polisi menerima informasi mengenai adanya aktivitas mencurigakan di dalam kampus. Polres Gowa segera melakukan penyelidikan bersama sejumlah pihak terkait, termasuk laboratorium forensik (Labfor), Bank Indonesia (BI), dan bank-bank komersial seperti BRI dan BNI, untuk menyelidiki keaslian uang yang ditemukan.
Reonald menjelaskan bahwa pihaknya mendapat banyak bantuan dalam proses pengungkapan ini. "Kami melibatkan berbagai pihak, termasuk Bank Indonesia dan beberapa bank, serta mendapatkan dukungan dari pihak rektorat UIN Makassar. Karena ternyata alat dan barang bukti yang ditemukan di lokasi berada di salah satu universitas di Gowa," ujarnya.