Demi Timbun Tanah dan Bangun Pagar! SMA Negeri 2 Cibitung Diduga Lakukan Praktik Tindak Pidana Pungli Pada Siswa

Demi Timbun Tanah dan Bangun Pagar! SMA Negeri 2 Cibitung Diduga Lakukan Praktik Tindak Pidana Pungli Pada Siswa

uang-pixabay-

Demi Timbun Tanah dan Bangun Pagar! SMA Negeri 2 Cibitung Diduga Lakukan Praktik Tindak Pidana Pungli Pada Siswa

Siapa Kepala Sekolah SMA Negeri 2 Cibitung? yang Diduga Lakukan Praktik Tindak Pidana Pungli, Benarkah Untuk Timbun Tanah dan Bangun Pagar?


Pelajar Bongkar Dugaan Pungli di SMA Negeri 2 Cibitung, Menjadi Sorotan Publik

Seorang pelajar dari SMA Negeri 2 Cibitung baru-baru ini mengungkapkan dugaan praktik pungutan liar (pungli) yang terjadi di sekolahnya. Melalui akun Instagram Ronald Sinaga, yang membagikan pengakuan sang pelajar pada Rabu, 4 Desember 2024, dugaan ini pun langsung mengundang perhatian publik. Identitas pelajar yang melaporkan pungli tersebut sengaja dirahasiakan untuk melindungi privasinya.

Dugaan Pungutan Liur Melalui Sosialisasi Orang Tua Murid



Menurut pengakuan pelajar tersebut, pihak sekolah melalui rapat sosialisasi yang melibatkan orang tua murid, seolah memberi kesan bahwa orang tua diundang untuk mendapatkan informasi terkait kegiatan sekolah. Namun, kenyataannya, rapat tersebut diduga dimanfaatkan untuk meminta orang tua mengisi formulir yang mengharuskan mereka menyumbang sejumlah uang dalam bentuk iuran. Dalam pengakuannya, pelajar tersebut menyebutkan bahwa jumlah minimal yang diminta mencapai Rp1 juta.

"Ini undangan sosialisasi, tapi ternyata malah ngejebak orang tua buat nulis nominal. Minimal banget Rp1 juta," tulisnya dalam pesan yang dibagikan oleh Ronald Sinaga di Instagram. Dugaan pungli ini disebut sudah berjalan cukup lama, bahkan beberapa orang tua murid dikatakan telah membayar secara berkala untuk kegiatan yang tidak jelas tersebut.

Kegiatan yang Tak Dijalankan, Namun Uang Tetap Diminta

Pelajar tersebut juga mengungkapkan bahwa praktik pungli ini sudah berlangsung sejak tahun lalu, meskipun alasan yang diberikan setiap tahunnya berbeda. Pada tahun lalu, pihak sekolah mengklaim bahwa iuran tersebut digunakan untuk pembangunan pagar sekolah. Namun, kenyataannya, pagar tersebut tidak dibangun hingga kini. Begitu pula dengan dana yang dikumpulkan pada tahun ini, yang disebut digunakan untuk mengurug tanah, namun tidak ada tanda-tanda tanah yang diurug.

“Dari tahun kemarin seperti itu pak, beda-beda alasannya. Tahun kemarin uang pagar, sekarang uang urug tanah. Namun pagar tak dibangun, tanah pun tidak diurug,” ujar pelajar tersebut dalam pengakuannya.

Meskipun Tidak Membayar, Pelajar Tetap Akan Masuk Sekolah

TAG:
Sumber:

Berita Lainnya