Mengapa Anak Muda Sulit Memiliki Rumah? Ternyata Ini Penyebab dan Solusinya

Mengapa Anak Muda Sulit Memiliki Rumah? Ternyata Ini Penyebab dan Solusinya

Rumah Perumahan Subsidi--

Mengapa Anak Muda Sulit Memiliki Rumah? Ternyata Ini Penyebab dan Solusinya

Harga properti yang terus meningkat setiap tahun menjadi salah satu tantangan besar bagi anak muda di Indonesia untuk memiliki rumah.


Menurut data Kementerian PUPR tahun 2019, sekitar 81% anak muda usia 18-37 tahun belum memiliki rumah. Angka ini dihitung berdasarkan tingkat kepemilikan rumah dalam backlog perumahan nasional.

Baca juga: Cara Melunasi KPR Lebih Cepat dengan Strategi

Baca juga: Siapa Anak dan Istri Andy Paley? Komposer lagu The Best Day Ever dari Kartun Spongebob Squarepants yang Meninggal Dunia, Bukan Orang Sembarangan?




×

Faktor utama yang membuat anak muda kesulitan membeli rumah adalah pendapatan yang tidak sebanding dengan harga properti. Selain itu, berbagai hambatan lain turut memperburuk situasi ini. Dalam artikel ini, kita akan membahas lebih lanjut penyebab anak muda sulit membeli rumah dan beberapa solusi untuk mengatasinya.

Penyebab Anak Muda Sulit Membeli Rumah

  1. Kesenjangan antara Harga Rumah dan Pendapatan

    • Kenaikan harga rumah yang signifikan tidak diimbangi dengan peningkatan pendapatan. Sebagai contoh, harga rumah di kawasan Jakarta rata-rata mencapai Rp1 miliar, sementara UMP Jakarta hanya sekitar Rp5 juta per bulan. Ketimpangan ini menjadi penghalang utama generasi muda untuk memiliki rumah, seperti yang juga disampaikan oleh Menteri Keuangan Sri Mulyani.
  2. Kenaikan Harga Properti yang Konsisten

    • Harga rumah di Indonesia terus meningkat. Data CEIC menunjukkan kenaikan sebesar 1,8% dalam beberapa tahun terakhir, sementara Indeks Harga Properti Residensial mencatat kenaikan 1,87% pada kuartal pertama 2022. Banyak anak muda merasa kurang siap secara finansial untuk mengikuti tren kenaikan ini. Survei UniTrend juga mengungkap bahwa ketidakstabilan pendapatan dan ketidakpastian pekerjaan menjadi alasan 47,2% anak muda enggan membeli rumah.
  3. Keterbatasan Program Pemerintah

    • Meski pemerintah telah meluncurkan program subsidi rumah dengan harga mulai Rp162 juta hingga Rp234 juta, bantuan ini baru mencakup 1,16 juta unit hingga 2022. Angka ini masih jauh dari kebutuhan untuk menutup backlog perumahan. Kebijakan seperti Tapera (Tabungan Perumahan Rakyat) juga masih menuai pro dan kontra di kalangan masyarakat.

TAG:
Sumber:

Berita Lainnya