Siapa Suami dan Anak Dyah Hayuning Pratiwi? Cabup Petahana Purbalingga Yang Viral Diduga Coret Bansos, Bukan Orang sembarangan?

Siapa Suami dan Anak Dyah Hayuning Pratiwi? Cabup Petahana Purbalingga Yang Viral Diduga Coret Bansos, Bukan Orang sembarangan?

Tiwi-Instagram-

Isi video memperlihatkan Tiwi berbicara mengenai program-program bantuan sosial seperti Program Keluarga Harapan (PKH) dan Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT), yang sejatinya merupakan program dari pemerintah pusat. Namun, yang menjadi sorotan adalah pernyataan Tiwi terkait peran desa dalam mendata penerima bansos serta kekuasaannya sebagai Bupati untuk menentukan siapa yang layak menerima bantuan.

"Kalau tadi Linmas ngotot ke sebelah itu bisa saya coret besok ke depan. Sekarang dapat, tahun depan nggak dapat, itu bisa iya," kata Tiwi dalam video tersebut.

Pernyataan ini langsung memicu polemik, terutama karena ada bagian video yang menampilkan Tiwi menyatakan bahwa dirinya bisa mencoret penerima bansos jika tidak setuju dengan data yang ada. Dia juga menekankan bahwa keputusan Bupati sangat berpengaruh dalam menentukan siapa saja yang berhak menerima bantuan.

Respons Tiwi Terhadap Video yang Viral

Dalam klarifikasinya saat ditemui di Posko Pemenangan Pasangan Calon (Paslon) Tiwi-Hendra di Purbalingga, Tiwi menyebut bahwa video yang beredar di media sosial tersebut tidak ditampilkan secara lengkap, sehingga memunculkan kesalahpahaman di masyarakat.




×

"Video itu diambil tidak secara lengkap dan hanya potongan-potongan. Tentu ini bisa menimbulkan mispersepsi di masyarakat," ujar Tiwi, Jumat (18/10/2024). Menurutnya, potongan-potongan video tersebut diambil dari acara internal partai, bukan dalam kampanye terbuka. Tiwi juga mengaku tidak ingat kapan tepatnya acara tersebut berlangsung.

"Acaranya di posko pemenangan kami, dalam acara internal relawan. Saat itu kami sedang berdiskusi santai, namun memang saya lupa kapan acara itu diadakan," katanya.

Ketika ditanya mengenai pernyataannya soal pencoretan penerima bansos, Tiwi menjelaskan bahwa konteks yang ia maksud adalah penegasan terkait penerima bantuan yang tidak tepat sasaran. Ia menekankan bahwa bantuan sosial seharusnya diberikan kepada mereka yang benar-benar membutuhkan, bukan kepada warga yang sebenarnya mampu secara finansial.

TAG:
Sumber:

Berita Lainnya