Penjelasan Akhir Film Tebusan Dosa (2024) Dibintangi Happy Salma dan Putri Marino: Benarkah Kematian Nirmala Putri Wening jadi Set Up untuk Season 2?

Penjelasan Akhir Film Tebusan Dosa (2024) Dibintangi Happy Salma dan Putri Marino: Benarkah Kematian Nirmala Putri Wening jadi Set Up untuk Season 2?

Tebusan dosa-Instagram-

Contohnya, saat Wening (diperankan oleh Happy Salma) mengingat masa kecil putrinya, Nirmala, adegan tersebut dipenuhi dengan warna-warna cerah yang ceria. Ini sangat kontras dengan suasana kelam dan kesuraman yang menyelimuti kehidupan Wening di masa kini ketika ia menghadapi teror mistis dalam pencariannya untuk menemukan anaknya yang tenggelam.

Adegan di bawah air yang menampilkan ritual kungkum di kedung (sungai) juga memberikan daya tarik visual yang menawan. Elemen visual ini menciptakan nuansa mistis yang menyelimuti film, menjadikannya kaya tanpa bergantung pada jumpscare yang murahan.


2. Debut Gemilang Putri Marino dalam Genre Horor
Putri Marino, yang dikenal luas lewat perannya dalam film drama-romansa, berhasil memberikan penampilan yang mengesankan dalam Tebusan Dosa. Ia berperan sebagai Tirta, seorang podcaster yang tertarik mengeksplorasi cerita-cerita mistis demi menarik perhatian publik. Karakter ini memperlihatkan keseimbangan antara skeptisisme dan rasa ingin tahunya terhadap dunia gaib.

Aktingnya yang luar biasa berhasil menambah ketegangan yang sudah terbangun dalam film, terutama ketika Tirta mulai mengalami gangguan mistis. Momen-momen menegangkan, seperti saat Wening dirasuki arwah ibunya, Uti Yah, ditampilkan dengan sangat baik oleh Putri Marino, menghadirkan suasana yang mencekam.

3. Akulturasi Budaya Jepang-Indonesia yang Mengagumkan
Film ini berhasil memadukan elemen budaya Jepang dan Indonesia dengan sangat cerdas. Salah satu karakter penting, Tetsuya (diperankan oleh Shogen Itokazu), adalah seorang peneliti asal Jepang yang tinggal di desa yang sama dengan Wening dan Tirta. Burung bangau, simbol harapan dalam budaya Jepang, menjadi elemen simbolik yang muncul berulang kali dalam film.




×

Di samping itu, film ini juga memperkenalkan tradisi lokal dari Jawa Tengah, seperti ritual kungkum di kedung, yang menambah kedekatan dengan budaya Indonesia. Akulturasi budaya ini tidak hanya berfungsi sebagai latar belakang cerita, tetapi juga memperkuat unsur mistis dan estetika keseluruhan film.

4. Kelemahan Plot yang Menggunakan Deus Ex Machina
Meskipun Tebusan Dosa menawarkan narasi yang menarik dan dipenuhi simbolisme budaya, salah satu kelemahan yang mencolok adalah penggunaan deus ex machina dalam penyelesaian cerita. Ini adalah momen di mana penyelesaian cerita datang tiba-tiba dan terasa tidak logis atau dipaksakan.

Keputusan yang diambil dalam bagian akhir film terasa terlalu cepat dan tidak memberikan cukup ruang untuk pengembangan karakter yang lebih mendalam. Meskipun plot twist ini cukup mengejutkan, tetapi terasa kurang sebanding dengan intensitas yang terbangun dari awal film. Terdapat pula banyak plot hole yang tetap tidak terjawab hingga akhir cerita.

Baca juga: 10 Penjelasan Ending dan Fakta Film Bolehkah Sekali Saja Kumenangis 2024 Dibintangi Prilly Latuconsina, Akankah Kisah Tari dan Baskara Lanjut ke Season 2?

Sumber:

BERITA TERKAIT

Berita Lainnya