Mantan Presiden Peru, Alberto Fujimori Meninggal karena Kanker

Mantan Presiden Peru, Alberto Fujimori Meninggal karena Kanker

Alberto Fujimori--

Mantan Presiden Peru, Alberto Fujimori Meninggal karena Kanker

Mantan Presiden Peru, Alberto Fujimori, meninggal dunia pada Rabu, 11 September 2024, setelah lama berjuang melawan kanker.

Fujimori, yang pernah memimpin Peru di era 1990-an dan berjasa dalam memulihkan perekonomian negara, wafat di usia 86 tahun. Kabar tentang kondisi kesehatannya yang memburuk telah dilaporkan oleh kerabat yang mengunjunginya sehari sebelum ia mengembuskan napas terakhir.

Baca juga: Siapa Istri Mandala Shoji? Intip Biodata Maridha Deanova Safriana yang Pingsan Usai Dituntut Balik Hotel Golden Tulip Pontianak Rp 10 Miliar

Baca juga: Maridha Deanova Safriana Anak Siapa? Inilah Biodata stri Mandala Shoji yang Pingsan Usai Dituntut Hotel Golden Tulip Pontianak Rp 10 Miliar, Bukan Orang Sembarangan?




×

Baca juga: Taylor Swift Cetak Sejarah Baru! Inilag Daftar Lengkap Pemenang MTV VMAs 2024

Keiko Fujimori, putri Alberto, melalui unggahannya di X (sebelumnya Twitter), mengumumkan kepergian sang ayah, yang juga disertai dengan tanda tangan saudara-saudaranya.

"Setelah berjuang lama melawan kanker, ayah kami telah berpulang menemui Tuhan," tulis Keiko, sebagaimana dilaporkan oleh India Today pada Kamis, 12 September 2024.

Fujimori, anak imigran Jepang, tidak dikenal dalam politik sebelum mencalonkan diri sebagai presiden pada 1990. Namun, kepemimpinannya yang kuat dan langsung membuatnya cepat meraih pengaruh. Sebagai presiden, ia dikenal karena langkah-langkah drastis untuk mengatasi hiperinflasi yang menghancurkan ekonomi Peru.

Fujimori memprivatisasi banyak perusahaan milik negara, memangkas tarif perdagangan, dan menstabilkan perekonomian, sehingga menjadikan Peru sebagai salah satu ekonomi terkuat di Amerika Latin pada saat itu.

Salah satu prestasi terbesarnya adalah penangkapan Abimael Guzman, pemimpin gerakan pemberontak Maois Shining Path, yang sempat hampir menggulingkan pemerintahan Peru pada 1980-an.

Namun, Fujimori juga mendapat kritik keras, terutama setelah ia menutup Kongres dengan menggunakan kekuatan militer pada 1992, memperkenalkan reformasi ekonomi dan undang-undang antiterorisme yang kontroversial.

TAG:
Sumber:

Berita Lainnya