Kronologi Lengkap SMP Petra Surabaya Ditodong Iuran RW Rp140 Juta per Bulan untuk Akses Jalan Viral di Akun Twitter Zulfikar Akbar
twitter-SavageGraphics-
Penolakan SMP Petra Surabaya terhadap pembayaran iuran ini menyebabkan ketegangan yang semakin meningkat, dan akhirnya menjadi viral di media sosial. Video terkait kasus ini diunggah oleh Zulfikar Akbar melalui akun Twitter pribadinya, @zoelfick. Dalam video tersebut, Zulfikar menggambarkan bagaimana perseteruan ini dimulai saat pihak sekolah mengajukan keberatan terhadap besaran iuran yang ditetapkan.
Perseteruan yang Memanas
Menurut informasi yang beredar, pihak RW merasa memiliki hak untuk menagih iuran tersebut dan menanggapi keberatan dari pihak SMP Petra Surabaya dengan emosional. Perseteruan antara kedua belah pihak pun tak terhindarkan. Situasi ini semakin memanas hingga melibatkan Wakil Wali Kota Surabaya, Armuji, atau yang akrab disapa Cak Ji.
Dalam pertemuannya dengan Cak Ji, pihak SMP Petra Surabaya mengungkapkan ketidakpuasan mereka terkait kenaikan iuran yang sebelumnya ada. Mereka juga mengajukan tawaran penurunan iuran dari Rp35 juta per RW menjadi Rp25 juta per RW, namun tawaran tersebut tidak diterima oleh pihak RW. Pihak sekolah juga menilai bahwa pertanggungjawaban terkait iuran tidak jelas dan tidak dapat dipertanggungjawabkan secara valid.
Reaksi Publik di Media Sosial
Kabar mengenai SMP Petra Surabaya yang diduga ditodong iuran sebesar Rp140 juta per bulan langsung menjadi viral di media sosial. Zulfikar Akbar, melalui akun Twitter @zoelfick, menunjukkan keprihatinan mendalam terhadap kasus ini. Ia menyoroti bagaimana lembaga pendidikan bisa menjadi sasaran pungli oleh lembaga seperti RW.
Zulfikar menulis, "Lembaga pendidikan saja bisa jadi sasaran pungli. Jika 100 juta saja sebulan, maka setahun sekolah ini harus menghabiskan 1,2 miliar untuk menenangkan empat RW sekitarnya. Lembaga pendidikan bisa jadi sapi perah untuk lembaga sekelas RW."