Harga BBM Bensin Non Subsidi Bakal Meningkat Drastis per Juli 2024, Ternyata Ini Alasannya

Harga BBM Bensin Non Subsidi Bakal Meningkat Drastis per Juli 2024, Ternyata Ini Alasannya

SPBU Pertamina--

Harga BBM Bensin Non Subsidi Bakal Meningkat Drastis per Juli 2024, Ternyata Ini Alasannya

Pengamat Ekonomi Energi dari Universitas Gadjah Mada (UGM), Fahmy Radhi, menyarankan pemerintah agar tidak lagi menunda kenaikan harga BBM non-subsidi pada Juli tahun ini.

"Sudah saatnya pemerintah menyerahkan keputusan kenaikan harga BBM non-subsidi kepada Pertamina, agar disesuaikan dengan harga keekonomian. Dengan begitu, pemerintah tidak perlu lagi membayar kompensasi kepada Pertamina saat harga BBM non-subsidi ditetapkan di bawah harga keekonomian," ungkap Fahmy dalam keterangan tertulisnya, Rabu (26/6).

Baca juga: Kabar Buruk, Pemerintah Bakal Naikkan Tarif Listrik Per Juli 2024, Berapa Kenaikannya?

Baca juga: Apa Penyebab Aisa Maharani atau Shasa JKT48 Member Trainee Generasi 12 Resign? Benarkah Akibat Sakit Hingga Tidak Direstui Keluarga? Inilah Kronologi dan Biodatanya




×

Baca juga: PROFIL Tampang Bhayu Krisna Dwiputra, Oknum ASN Kemenkumham yang Diduga Kepergok Nyabu Bareng Wanita di Kamar Mandi Hotel, Lengkap: Umur, Agama dan Akun Instagram

Sebelumnya, pada Februari 2024, Menteri Koordinator Perekonomian Erlangga Hartarto menyatakan bahwa pemerintah tidak akan menaikkan harga BBM subsidi sampai Juni 2024.

Tidak hanya harga BBM subsidi, harga BBM non-subsidi juga ditahan sejak menjelang Pilpres 2024. Hingga akhir Juni 2024, pemerintah belum memutuskan kenaikan harga BBM untuk Juli 2024.

"Namun, pemerintah sebaiknya tidak menaikkan harga BBM subsidi pada Juli 2024. Meskipun harga minyak dunia cenderung naik hingga mencapai US$ 80,72 per barel, rata-rata harga minyak dunia masih lebih rendah dari ICP (Indonesia Crude Price) yang ditetapkan dalam APBN," tambah Fahmy.

Dia juga mencatat bahwa inflasi masih terkendali pada Mei 2024, mencapai 2,8% year on year (YoY). Namun, nilai tukar rupiah terhadap dolar AS terus melemah hingga menembus Rp 16.400 per dolar AS.

TAG:
Sumber:

Berita Lainnya