Alasan Pabrik BATA Tutup Karena Apa? Karyawan Dadah-dadah Selamat Tinggal, Benarkah Imbas Permintaan Makin Anjlok Tak Tertolong?

Alasan Pabrik BATA Tutup Karena Apa? Karyawan Dadah-dadah Selamat Tinggal, Benarkah Imbas Permintaan Makin Anjlok Tak Tertolong?

VIV.co.id - Alasan Pabrik BATA Tutup Karena Apa? Karyawan Dadah-dadah Selamat Tinggal, Benarkah Imbas Permintaan Makin Anjlok Tak Tertolong?

Penyebab BATA Tutup Pabriknya Karena Apa? Benarkah Kalah Saing dan Tak Dapat Ikuti Arus Trend hingga Permintaan Anjlok?


Baca juga: Apa itu TOMORO Coffe? Dimana Lokasi dan Siapa Pemiliknya? Cek Profil Lengkap dan Biodata Star Yuan alias Xing Wei Yuan, Akun IG, Pendidikan hingga Kisah Pendiri Tomoro

Pabrik sepatu Bata yang berlokasi di Purwakarta telah resmi menghentikan operasinya. Dalam sebuah informasi yang tersebar luas di media sosial, terlihat ratusan pekerja pabrik tersebut meninggalkan tempat kerja mereka secara bersamaan, mencari penghidupan di tempat lain.

Para pekerja tersebut terlihat meninggalkan pabrik dengan mengenakan seragam merah khas Bata, sambil mengucapkan perpisahan kepada perusahaan yang telah menjadi bagian dari hidup mereka. Peristiwa ini terjadi pada hari Minggu, tanggal 5 Mei 2024.




×

Baca juga: Biodata Tampang Naya Dj yang Viral Diduga jadi Selingkuhan Pria Beristri, Lengkap: Umur, Agama dan Akun Instagram

Baca juga: Siapa Naya? DJ Viral Terlibat Kasus Perselingkuhan dengan Pria Beristri Kini Viral di X Jadi Rujakan Natizen

Baca juga: Siapa Orang Tua Siswa SMK 3 Pati yang Videonya Syurnya Tersebar di TikTok? Benarkah Profesinya Bukan Kaleng-Kaleng? Berikut Biodata dan Linknya

Penutupan pabrik Bata di Purwakarta disebabkan oleh kondisi kerugian yang dialami oleh perusahaan. Hal ini diungkapkan dalam pernyataan resmi oleh Corporate Secretary Bata, Hatta Tutuko. Menurutnya, penghentian operasional pabrik telah dilakukan sejak tanggal 30 April 2024.

Hatta Tutuko menjelaskan bahwa PT Sepatu Bata Tbk telah melakukan berbagai upaya selama empat tahun terakhir untuk mengatasi kerugian dan menghadapi tantangan industri, terutama yang dipicu oleh pandemi dan perubahan perilaku konsumen yang cepat. Namun, upaya tersebut tidak mampu mengembalikan kesehatan bisnis perusahaan.

lanjutan,

TAG:
Sumber:

Berita Lainnya