Intrik Boikot: Mengapa Brand yang Tidak Tertulis dalam Daftar BDS Harus Diboikot? Iniah Penjelasan dan Jawabannya

Intrik Boikot: Mengapa Brand yang Tidak Tertulis dalam Daftar BDS Harus Diboikot? Iniah Penjelasan dan Jawabannya

Penyebab Brand Tergesa-gesa Diboyong ke Jurang Boikot Meski Tak Terdaftar dalam Daftar Hitam BDS

Tidak jarang terjadi fenomena menarik di jagat boikot di Indonesia: brand atau produk tertentu, meskipun tidak dicantumkan dalam Daftar Hitam BDS (Boikot, Divestasi, dan Sanksi), namun tetap menjadi sasaran empuk gelombang boikot yang melanda masyarakat. Ada sejumlah faktor yang merangkum misteri di balik peristiwa ini:

1. Asosiasi Erat Antara Brand dan Sentimen Publik

Suatu produk bisa jadi terseret dalam pusaran boikot karena terkait dengan brand atau perusahaan yang terpapar langsung oleh arus boikot tersebut.

Walaupun produk tersebut tidak secara resmi terdaftar dalam daftar boikot, masyarakat mampu mengaitkan merek itu dengan perusahaan yang tengah dirundung badai boikot.

Dampaknya, aksi boikot bisa meluas hingga menjangkau seluruh produk yang terasosiasi dengan merek tersebut.

2. Peran Media Sosial dan Informasi yang Terbatas

Zaman digital menghadirkan kemudahan penyebaran informasi melalui beragam platform media sosial. Akibatnya, gerakan boikot terhadap suatu merek dapat merambat dengan cepat, bahkan tanpa perlu adanya pernyataan resmi dari pihak berwenang atau lembaga terkait.




×

Namun, di sisi lain, arus informasi yang begitu deras ini bisa menciptakan kebingungan di tengah

masyarakat, terutama jika informasi yang diterima tidak lengkap atau salah paham mengenai produk mana yang sebenarnya terhubung dengan perusahaan yang disasar untuk diboyong ke jurang boikot.

Akibatnya, produk yang semestinya tidak terkena dampak boikot pun turut terseret dalam pusaran aksi tersebut.

Baca juga: Cek Harga Vivo V30e 5G Bisa Kredit alias Dicicil! Cek Spesifikasi Nampol Mulai Baterai, Cipset hingga Kamera dan Display

Baca juga: UPDATE Harga IPhone Bulan Mei 2024, Perbandingan iPhone 11, iPhone 12, iPhone 13 Mini, iPhone 14 Pro Max, iPhone 15, dan iPhone SE Mending Beli yang Mana?

Baca juga: Daftar Top 10 Program TV dengan Rating Terbaik per Jumat 3 Mei 2024: Tertawan Hati Kembali Menukik ke Naik Keposisi Pertama Kalahkan AMKA dan Bidadari Surgamu

3. Kredibilitas Sumber Informasi

Masyarakat cenderung meyakini informasi yang disampaikan oleh sumber yang dianggap kredibel, termasuk tokoh masyarakat atau selebritas di media sosial.

Apabila sumber tersebut mengeluarkan pernyataan untuk menghindari suatu merek atau brand, maka hal tersebut mampu memicu gerakan boikot meskipun tidak didukung oleh keputusan resmi dari pihak berwenang.

4. Efek Domino dalam Dunia Bisnis

Tidak jarang, aksi boikot terhadap suatu merek atau perusahaan bisa menyebar dan berdampak luas terhadap merek lain dalam industri yang sama.

Bahkan, fenomena salah paham dalam melakukan boikot bisa dimanfaatkan oleh pesaing dalam arena persaingan bisnis.

Sebagai seorang akademisi hukum Indonesia yang juga menjabat sebagai Associate Professor dan Deputy Associate Dean (International) di Fakultas Hukum Universitas Monash, Prof. H. Nadirsyah Hosen, Ph.D, menjelaskan beberapa hal yang perlu diperhatikan ketika melancarkan aksi boikot, termasuk terhadap produk-produk Israel.

lanjutan,

TAG:
Sumber:

Berita Lainnya