Cek FAKTA atau HOAX Gas SO2 Sebabkan Hujan Asam? Berikut Dampak dan Cara Waspadai hingga Tindakan yang Wajib Dilakukan Warga Imbas Letusan Gunung Ruang

Cek FAKTA atau HOAX Gas SO2 Sebabkan Hujan Asam? Berikut Dampak dan Cara Waspadai hingga Tindakan yang Wajib Dilakukan Warga Imbas Letusan Gunung Ruang

Gas SO2 di Gunung Ruang

Adanya penemuan gas Sulfur Dioksida (SO2) yang memancar dari Gunung Ruang telah ditegaskan oleh Sofyan Primulyana, seorang Penyelidik Bumi Madya yang berasal dari Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG).

SO2 adalah salah satu variasi gas oksida sulfur yang memiliki sifat mudah larut dalam air, tidak berwarna namun memiliki aroma yang khas, dan biasanya dihasilkan saat terjadi pembakaran bahan bakar fosil yang mengandung kandungan sulfur.


"Dari citra satelit TROPOMI pada tanggal 18 April 2024 pukul 14.30 Wita terpantau nilai SO2 sebesar 300.000 ton dari kolom asap yang memanjang lebih dari 1000 km," ujarnya dilansir dari Kompas.com.

Pernyataan tersebut diungkapkan oleh Sofyan Primulyana ketika dikonfirmasi oleh Kompas.com pada hari Jumat, tanggal 19 April 2024.

Ia menjelaskan bahwa citra satelit TROPOMI pada tanggal 18 April 2024 pukul 14.30 Wita mencatat adanya nilai SO2 sebesar 300.000 ton yang tersebar dalam kolom asap yang membentang lebih dari 1000 km.




×

Sofyan juga menyampaikan bahwa Gunung Ruang mulai memancarkan gas SO2 sejak tanggal 17 April 2024 pukul 13.15 Wita.

Pada waktu itu, jumlah SO2 yang terdeteksi mencapai 3000 ton yang berasal dari kolom asap yang membentang lebih dari 450 km.

Perlu ditekankan bahwa sebelum tanggal 17 April 2024, tidak ada catatan yang mencatat adanya penemuan gas SO2 melalui satelit, hal ini menunjukkan bahwa gas tersebut mulai keluar bersamaan dengan awal erupsi Gunung Ruang.

Menurut Sofyan, peningkatan drastis dalam konsentrasi SO2 yang terdeteksi pada tanggal 18 April 2024 merupakan hasil dari erupsi besar yang terjadi pada malam hari sebelumnya, yakni tanggal 17 April 2024. Ia menambahkan bahwa fenomena ini sejalan dengan percepatan aktivitas gempa yang terjadi pada tanggal yang sama, yaitu 17 April 2024.

"Dan ini sejalan dengan akselerasi kegempaan yang begitu cepat di tanggal 17 April 2024," sambungnya.

Apa Dampak Gas SO2

Gas sulfur dioksida (SO2) memperlihatkan dampak negatif yang signifikan terhadap kesehatan manusia dan lingkungan.

Sofyan, seorang ahli lingkungan, menyoroti bahaya yang terkait dengan paparan gas ini. Dalam konsentrasi yang melebihi 2 ppm (bagian per juta), SO2 menghasilkan bau yang tajam dan mampu mengiritasi saluran hidung, tenggorokan, dan pernapasan.

Bahkan, gas ini dapat mengiritasi mata dan selaput lendir mata. Efek tersebut dapat menjadi lebih parah bagi individu dengan kondisi kesehatan tertentu, seperti penderita asma, anak-anak, dan lansia. Paparan berlebihan terhadap SO2 dapat mengakibatkan kesulitan bernapas dan bahkan berisiko fatal.

Sementara SO2 yang dilepaskan selama erupsi gunung api cenderung terencerkan atau diserap oleh abu vulkanik, sebagian molekulnya tetap bertahan dan bereaksi dengan uap air di atmosfer.

Interaksi ini menghasilkan tetesan air asam, yang pada gilirannya dapat menyebabkan hujan asam. Tingkat keasaman tanah dan air permukaan meningkat akibat hujan asam ini, mengancam kehidupan ikan dan pertumbuhan tanaman.

Tanah yang terpapar SO2 akan mengalami penurunan pH, merugikan tanaman dengan mengurangi ketersediaan nutrisi yang diperlukan.

Efek visual dari kerusakan ini terlihat pada permukaan daun yang akan tampak bercak putih atau coklat. Kondisi ini, jika dibiarkan tanpa penanganan, dapat menyebabkan kematian tanaman secara keseluruhan.

Tak hanya itu, SO2 juga berkontribusi pada perubahan iklim. Gas ini mampu menembus lapisan atmosfer yang lebih tinggi dan menyebabkan efek rumah kaca, yang pada gilirannya dapat meningkatkan suhu global. Selain itu, kemampuannya untuk menyerap cahaya juga mengurangi jarak pandang, menciptakan kabut yang mengganggu.

Dengan demikian, dampak gas SO2 bukan hanya terbatas pada tingkat lokal, tetapi juga memiliki implikasi global yang serius.

Himbauan untuk warga dan cara mengatasinya, ada pada halaman berikutnya,

TAG:
Sumber:

Berita Lainnya