Film 172 Days Menyimpan Kisah Pilu Bikin Penonton Terharu, Terinspirasi dari Kisah Nyata atau Sekedar Imajinasi Belaka? Ini Faktanya!

Film 172 Days Menyimpan Kisah Pilu Bikin Penonton Terharu, Terinspirasi dari Kisah Nyata atau Sekedar Imajinasi Belaka? Ini Faktanya!

Film 172 Days Menyimpan Kisah Pilu Bikin Penonton Terharu, Terinspirasi dari Kisah Nyata atau Sekedar Imajinasi Belaka? Ini Faktanya!

Film "172 Days," yang diputar perdana pada 23 November 2023, sedang menjadi perbincangan hangat di kalangan penonton yang terkesan dengan alur cerita yang memukau.


Bryan Domani dan Yasmin Napper, sebagai bintang utama, berhasil mencuri hati penonton dengan penampilan akting mereka yang memukau.

Baca juga: Fakta Mengejutkan di Balik Film 172 Days yang Menyentuh Hati Penonton, Apakah Benar Cerita Ini Diangkat dari Kisah Nyata?

Baca juga: Jadwal dan Sinopsis Di Antara Dua Cinta Hari ini 24 November 2023: Shavira Menyelidiki Dania yang Diduga punya Anak dengan Julian



Baca juga: Sedang Tayang! Klik Link Streaming Drama China Only for Love Special Episode 1 Sub Indo: Cerita Romantis Bai Lu dan Wang He Di, Super Bucin Banget!

Di balik kesuksesan ini, terdapat fakta menarik yang patut diulas lebih lanjut. Apakah cerita yang diangkat dalam film ini benar-benar bersumber dari kisah nyata?

"172 Days," karya sutradara Hadrah Daeng Ratu dan penulis skenario Archie Hekagery, berhasil mempesona penonton dengan kisah yang diadaptasi dari sebuah novel yang sama, melibatkan peran utama dari Nadzira Shafa dan Ameer Azzikra.

Penting untuk dicatat bahwa proses adaptasi ini melibatkan langsung peran Nadzira Shafa, memastikan keaslian dan kesejajaran cerita dalam perpindahan dari halaman novel ke layar lebar.

Dalam film ini, Yasmin Napper menunjukkan kebrilianannya dalam memerankan tokoh utama wanita, sementara Bryan Domani tampil memukau sebagai pemeran utama pria.

Keberhasilan keduanya dalam membawakan karakter-karakter ini tidak hanya menambah keindahan visual film, tetapi juga menambah daya tarik substansial.

Nadzira Shafa, atau yang akrab disapa Zira, mengungkapkan dalam sebuah konferensi bahwa novel ini lahir pada masa Iddah, setelah kepergian Ameer Azzikra.

Jauh dari sekadar kisah cinta, novel ini juga menjadi bentuk terapi bagi Zira untuk menyembuhkan luka dan kesedihan yang menghantui dirinya pasca-kematian suaminya.

Menggali lebih dalam ke dalam inti kisahnya, novel ini mengisahkan perjalanan hijrah Zira dari masa lalu yang jauh dari ajaran agama Islam hingga tumbuhnya cinta yang mendalam dengan sang suami.

TAG:
Sumber:

Berita Lainnya